Recent Posts

Siswi MTsN Paron Juara 2 lomba "Menulis Puisi"

Siswa MTsN Paron yang mendapatkan juara 2 sekaligus mewakili madrasah untuk menghadiri undangan pada acara puncak adalah ananda Dinar Dewi Utami dari kelas 8B.

Gita Tsapa pada acara penyambutan Bupati dalam rangka Road Show Ngawi Ijo Royo-Royo

Bupati Ngawi dalam rangka “Ngawi Roadshow Ijo Royo – Royo” kembali lagi menyambangi masyarakat di Kecamatan Paron pada Rabu pagi, 11 Maret 2015.

Comparative study tour KKM MTsN Kadur Pamekasan to MTsN Paron 2016

Di tengan padatnya kegiatan dalam rangka menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI yang ke 71, MTsN Paron mendapat tamu istimewa yaitu rombongan KKM MTsN Kadur Pamekasan Madura.

PELAKSANAAN ASIKOM 2015 MTSN PARON

Pertengahan semester genap ini MTsN Paron mempunyai gawe besar-besaran, yaitu Ajang Silaturahmi dan kompetisi ASIKOM 2015.

MTsN 1 Paron mendapatkan juara 2 FORSMAWI 2015

Senyum diperlihatkan oleh siswa delegasi MTsN 1 Paron yang mendapatkan juara 2 FORSMAWI 2015 untuk tingkat siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dengan juara tersebut siswa membawa pulang uang tunai Rp. 500.000 dan voucer senilai Rp. 1.800.000.

Selasa, 17 November 2015

MTs N PARON “NDHEREK” NGURI-URI SENI KARAWITAN

Seni tradisi dewasa ini menjadi “brand icon” Indonesia dalam upaya memperkokoh ketahanan nasionalnya. Salah satu diantaranya adalah seni karawitan. Jenis kesenian ini semakin digandrungi masyarakat, baik kelas bawah, menengah, maupun kelas atas. Selain suaranya enak didengar, ragam alatnya juga memiliki makna filosofi yang tinggi. 

Seiring dengan fakta tersebut , banyak sekolah dan madrasah yang tertarik untuk mengembangkan ekstrakurikuler karawitan, tak terkecuali Madasah Tsanawiyah Negeri Paron. Meski terasa sedikit ribet , akhirnya, ekstra kurikuler di Madrasah Tsanawiyah Negeri Paron telah mampu berkiprah dalam pentas akhirussanah. 

Dengan maksud lebih mengembangkan greget dan kiprah seni kerawitan di MTs Negeri Paron, Tim Pembina Ekstra Karawitan “Ngudi Rahayu” telah menggelar Pendidikan dan Latihan Karawitan di Madrasah. 

Diklat yang dibilang seru tersebut digelar di Gedung Seni Budaya MTs Negeri Paron pada Sabtu Minggu, 7 – 8 November 2015, dengan pemateri Ki Dalang Sudarto dari Paron dan Kang Imam Joko Sulistiyo (seniman multitalenta Ngawi). Kedua pemateri tersebut berhasil membuat ke-40 peserta Diklat betah tinggal tempat, lantaran cara penyampaian materi dilakukan dengan menyenangkan. 

Drs. M. Bisri Musthofa dalam sambutan Pembukaan Diklat menuturkan bahwa seni karawitan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika, budaya ini adalah budaya islami yang harus kita rebut kembali, sehingga, kerawitan di era mendatang jangan lagi ditumpangi dengan minum-minuman keras, tarian erotis, tradisi saweran, dan lain sebagainya. 

Lebih lanjut beliau katakan bahwa kerawitan adalah media dakwah para wali, khususnya walisanga. Setelah dirampas oleh kaum imperalis dan kapitalis Barat, khususnya Belanda, akhirnya, kerawitan dikotori oleh budaya ledhek, minum arak, dan saweran. “Kembalikan nilai-nilai filosofi karawitan pada khitahnya”, tegas beliau. 

Akhirnya, Diklat yang megusung tema “Membentuk Generasi Pecinta Seni Tradisi” tersebut, ditutup dengan pementasan dua kelompok Diklat, yakni kelompok kelas 7 dan kelompok kelas 8. Masing-masing menampilkan satu karya dengan model gendhing garapan, yaitu “Pepiling” karya Ki Anom Suroto, dan “Sluku-Sluku Bathok” karya Sunan Kalijaga.